Kamis, 22 Juli 2010

Mengapa Piala Dunia 2014 Pantas Dinantikan?

JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Piala Dunia 2010 sudah usai, dengan Spanyol sebagai juara baru. Perhelatan pesta sepak bola terakbar yang berlangsung di Afrika Selatan itu dinilai sukses karena penuh warna, meriah, dan bergairah. Sekarang, saatnya para penggila bola menatap ke depan untuk menantikan Piala Dunia 2014 yang akan berlangsung di Brasil.

Berdasarkan apa yang sudah terjadi selama satu bulan ini, ada beberapa hal yang tampaknya akan jadi kejutan pada Piala Dunia empat tahun mendatang. Dengan demikian, Piala Dunia Brasil pantas dinantikan....

1. Banyak muncul superstar

Cukup banyak pemain-pemain top yang tidak bersinar di Piala Dunia kali ini, meskipun mereka difavoritkan akan meraih penghargaan Sepatu Emas. Para superstar itu seperti Lionel Messi (Argentina), Cristiano Ronaldo (Portugal), dan Wayne Rooney (Inggris). Meskipun demikian, justru pada Piala Dunia kali ini muncul bintang baru seperti Thomas Mueller, yang meraih Sepatu Emas. Nah, Piala Dunia 2014 mungkin menjadi panggung bagi Messi, Rooney, dan Ronaldo.


2. Muncul atraksi gila

Secara tradisi, fans di turnamen Piala Dunia melakukan beberapa aksi untuk menarik perhatian—seperti di Meksiko 1986 ada Mexican Wave, Argentina 1978 ada cara merayakannya dengan menghamburkan pita, serta di Afrika Selatan 2010 ini identik dengan vuvuzela. Nah, di Brasil nanti pasti ada atraksi baru, mungkin saja tari Samba dan parade bikini jalanan.

3. Tempat kosong berkurang

Pada Piala Dunia 2010, rata-rata setiap pertandingan dipenuhi penonton. Padahal, penerbangan ke Afrika Selatan, dari Eropa, Amerika, Asia, dan Australia, membutuhkan waktu yang lama. Meskipun demikian, antusiasme penonton cukup tinggi sehingga jumlah tempat kosong berkurang.

4. Kharisma Maradona

Di Afrika Selatan, Diego Maradona muncul sebagai sosok yang menarik perhatian, bukan sebagai pemain, melainkan sebagai pelatih. Sayang, langkah Argentina terhenti di perempat final karena kalah 0-4 dari Jerman. Seusai laga itu, Maradona terus menangis dan punya rencana untuk mundur dari kursi pelatih. Tetapi, dia diharapkan tetap bertahan menangani tim "Biru Langit". Nah, jika kemampuan manajemennya terus meningkat, maka di Brasil nanti Maradona dan Argentina bakal paling mengejutkan.

5. Penggunaan teknologi video

Setelah beberapa tahun terjadi polemik penggunaan teknologi video, FIFA akhirnya sepakat untuk memakainya di Piala Dunia 2014. Keputusan ini muncul setelah ada beberapa kejadian kontroversial di Piala Dunia 2010 ini. Yang paling mencolok adalah tidak disahkannya gol gelandang Inggris Frank Lampard ke gawang Jerman, serta gol pertama striker Argentina Carlos Tevez ke gawang Meksiko—padahal Tevez sudah dalam posisi offside saat mencetak gol.

6. Binatang sebagai peramal

Pada Piala Dunia 2010 ini muncullah beberapa nama binatang yang menjadi peramal. Si gurita Paul yang paling sensasional, karena semua tebakannya selalu benar, termasuk tentang kesuksesan Spanyol mengalahkan Jerman dan menjadi juara dunia. Ada lagi si burung parkit, Mani, serta panda Lin Ping. Nah, pada Piala Dunia Brasil nanti, pasti tiga binatang ini (dan mungkin muncul binatang lain) akan tetap jadi bagian dari semua pertandingan, melalui ramalan-ramalan mereka.

Kamis, 15 Juli 2010

'Nyanyian' Anelka

Paris - Nicolas Anelka "bernyanyi" soal kekacauan Prancis di Piala Dunia 2010. Ia mengklaim dirinya bukan aktor tunggal di balik kekisruhan. Anelka juga melontarkan ucapan pedas kepada pengkritiknya.

Kekisruhan Prancis berawal dari dipulangkannya Anelka akibat berseteru dengan pelatih Raymond Domenech. Dalam perkembangan selanjutnya, para pemain mogok latihan.

Salah seorang ofisial tim Les Bleus mengatakan bahwa ada empat pemain yang menjadi otak dari kekacauan ini termasuk Anelka. Ofisial tersebut juga menyebut ada sejumlah pemain muda yang datang menghadap Domenech, selanjutnya menangis dan menyesali dengan apa yang tengah terjadi.

Anelka boleh jadi gerah dengan cap pengkhianat tersebut. Striker Chelsea itu mengklaim bahwa semua pemain terlibat dalam aksi pemberontakan tersebut.

"Jika bukan saya yang membuat segala hal ini mengemuka, maka akan ada pemain lain yang melakukannya. Kondisi ini ibarat sebuah bom waktu yang tinggal menunggu waktu untuk meledak," ujar Anelka seperti dikutip dari AFP.

"Semuanya. Saya benar-benar mengatakan semua pemain, bersatu dalam hal ini."

Pemain yang pernah memperkuat Arsenal, Real Madrid dan Liverpool itu selanjutnya menantang bagi para pemain lain yang tidak mendapatkan cap pengkhianat, untuk mengaku.

"Jika ada pemain yang (ketika itu) berniat untuk mengikuti latihan, saya ingin mereka bicara sekarang. Namun saya yakin 100 persen tidak ada yang mau melakukan keinginan saya," tegas Anelka.

Pemain kelahiran 14 Maret 1979 itu juga membalas kritik yang pernah dilontarkan mantan pemain Prancis, khususnya Bixente Lizarazu.

"Ketika Anda menjadi pemain, maka Anda harus mendapatkan respek. Lizarazu, siapa dia? Dia cuma seorang mantan pemain yang kurang mendapatkan pengakuan, dan kini dia mencoba untuk unjuk diri melalui tindakannya yang bagaikan torpedo," seru Anelka.





Foto: Nicolas Anelka (tengah) dalam laga Prancis kontra Uruguay di Piala Dunia 2010 (11/6/2010)

Sayonara Afrika, In Memoriam Sepakbola Indah


Saya membayangkan suasana hati Johan Cruyff seperti kata-kata Simone de Beauvoir dalam Old Age (La Viellese): "Ada jalan-jalan di Uzervhe, Marseilles, dan Rouen tempat aku bisa menggembara, mengenali kembali rumah-rumahnya dan batu-batu itu; namun takkan pernah kutemukan kembali rencana-rencanaku, harapan dan ketakutanku…"

Masa lalu, kejayaan yang silam, memang masih menyediakan sejenak ruang untuk bernostalgia -- setapak ziarah. Dan bagi Cruyff, itu hanya berarti mengenang kembali Piala Dunia 1974 ketika ia membawa De Oranje ke babak final. Lebih mengharukan lagi, mungkin dengan cara memutar kembali rekaman-rekaman pertandingan sembari ditemani secangkir kopi panas.

Cruyff, tak bisa dipungkiri adalah pemain terbesar Negeri Kincir Angin. Ia bukan saja seorang eventful man tetapi juga event-making man menurut klasifikasi Sidney Hook dalam The Hero in History pada pesepakbolaan Belanda. Bersama Johan Neeskens, Johny Rep, Rob Resenbrink, Rud Kroll, dan Arie Haan, ia membuat para pengamat bola di seantero dunia tercengang pada pola dan kualitas permainan total football yang diperagakan oleh tim Oranye. Kendati Belanda harus puas sebagai runner up setelah kalah 2-1 dari Jerman Barat, nyaris semua media kala itu menyebut total football sebagai sebuah revolusi dalam sejarah permainan sepakbola.

Karena itulah, bisa dimaklumi kekecewaan Cruyff ketika permainan bola cantik-brilian ini menghilang dari penampilan-penampilan Belanda pada Piala Dunia 2010.

"Terus terang, saya saat ini mendukung sepakbola indah daripada sepakbola yang mengedepankan hasil akhir belaka. Sayang, pandangan semacam itu sekarang tak dimiliki pelatih van Marwijk. Dia menekankan tim Belanda bermain dengan mengutamakan penguasaan bola dan lebih sabar dalam membongkar pertahanan lawan," sungutnya sebelum Belanda berhadapan dengan Brasil di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elisabeth, 2 Juli lalu.

Tetapi toh, sebutan from zero to hero barangkali memang pantas disandang oleh van Marwijk. Di tangan dingin mantan pemain Fortuna Sittard ini, Belanda yang datang ke Afrika Selatan bukan sebagai tim unggulan berhasil melaju ke babak final setelah 32 tahun. Bayangkan, 32 tahun setelah Belanda takluk 3-1 dari tuan rumah Argentina pada final Piala Dunia 1978! Meski tanpa Cruyff yang menolak hadir di Argentina selepas insiden kekerasan menimpanya di Barcelona, solidnya total football yang dimainkan tim Oranye saat itu hanya digagalkan satu orang, Mario Kempes. Tak heran konsep permainan ini pun dianggap sebagai sebuah inovasi paling berharga di dunia sepakbola yang membuat sepakbola enak ditonton, menghibur dan tidak menjemukan.

Senjakala sepakbola indah

"FOOTBALL is the most beautiful and healthiest sport in the world. That one makes a mistake doesn't mean football has to pay for it; the ball doesn't get dirty," kata Diego Maradona.

Tidak mudah memang menjelaskan konsep yang ditemukan oleh Rinus Michel saat menangani klub Ajax Amsterdam, dan kemudian diterapkannya pada timnas Belanda ketika menjadi pelatih tahun 1974 ini.

Secara sederhana, Totaal Voetbal (bahasa Belanda) mungkin dapat dikatakan sebagai sebuah konsep sepakbola menyerang di mana setiap pemain dapat mengambil alih peran pemain lainnya dalam mobilitas pergerakan tinggi, dari satu posisi ke posisi lainnya secara rotatif. Semua defender adalah striker, dan semua striker harus menjadi defender dengan berpegang teguh pada skema 4-3-3. Dalam kondisi terburuk, teori ini juga mengajarkan man to man marking dan zona marking secara ketat.

Menurut David Winner dalam bukunya Oranye Brilian, total football sesungguhnya adalah pengejawantahan "psyche" orang Belanda dalam memahami kehidupan. Kondisi alam telah memaksa bangsa Belanda secara intrinsik menjadi bangsa yang spatial neurotic (tergila-gila oleh ruangan). Maka di lapangan sepakbola, total football pun berupaya menciptakan ruangan seluas mungkin, lalu mengeksploitasinya secara total. Sehingga di sini, sepakbola menjadi sebuah hiburan dari pendekatan totalitas itu.

Tetapi toh Bert punya alasan memilih sepakbola pragmatis meskipun harus menuai kecaman lantaran meninggalkan gaya bermain yang telah dianggap sebagai pakem sepakbola Belanda. "… kenyataan yang ada kini, orang-orang makin bugar, organisasi permainan juga makin baik. Karena itu, jika Anda bermain dengan gaya seperti dulu, akan sulit memenangi Piala Dunia," ujarnya kalem.

Pemikiran yang sama menjadi keputusan pelatih Brasil Carlos Dunga meninggalkan jogo bonito, sehingga gaya Samba -- seni sepakbola memukau yang lahir dari tradisi jalanan dan tepi pantai itu -- ikut lenyap dari stadion-stadion Afrika Selatan. Padahal jogo bonito sudah dianggap sebagai identitas bangsa yang bertabur pemain berbakat istimewa di mana Piala Dunia adalah panggung utama yang selalu disambut dengan antusiasme luar biasa.

"Hari ini Brasil memainkan gaya yang mengkhianati kultur kami," demikian tukas Socrates, gelandang Seleccao -- julukan Brasil -- era 80-an meradang. Seperti Cruyff, Socrates pun membenci pragmatisme Dunga menyisihkan pesona sepakbola meliuk-liuk negerinya.

Apa boleh buat. Kita mau tak mau harus mengucapkan sayonara pada falsafah keindahan sepakbola. Seperti halnya kita ucapkan sayonara buat Afrika Selatan yang telah sukses menggelar perhelatan olahraga dengan umat terbesar sejagat ini di Benua Hitam untuk kali pertama.

Sepakbola adalah drama, terdiri dari banyak potongan kisah dan fragmen yang diperankan para aktornya di dalam maupun di luar lapangan rumput: konflik, kepentingan, egoisme, kepahlawanan, jiwa besar, optimisme, suka-duka, rasa bersalah, dan fanatisme.

"Hidup ini hanya mempunyai satu pesona, yakni permainan. Pesona permainan hidup tak dapat membuat kita acuh tak acuh, ia selalu bertanya, maukah kamu menang atau kalah?" kata Charles Baudelaire. Dengan kata lain, kemenangan juga bagian dari keindahan permainan.

Karenanya Afrika Selatan pun melahirkan banyak kisah haru-biru terkait soal gol sebagai tujuan sepakbola ini: tim-tim unggulan tersingkir dini (Italia, Prancis, Inggris), bintang-bintang baru yang sebelumnya tak diperhitungkan (Thomas Muller, Dos Santos, Diego Forlan) bermunculan, para calon top skorer yang ternyata tak mencetak satu gol pun (Messi, Fernando Torres, Wayne Rooney), juga Jabulani si kulit bundar produk Adidas yang kontroversial.

Bahkan dari luar lapangan hadir selebritis baru yang cukup menggemparkan: Paul si Gurita dari akuarium Sea Life di Oberhausen, Jerman! Popularitas Paul tiba-tiba melejit sejak ramalannya atas hasil pertandingan yang selalu tepat, sampai pada kemenangan Spanyol atas Belanda di babak final. Binatang ini lantas menjadi trending topic nomor satu di dunia di Twitter dengan sebutan "Pulpo Paul". Bahkan keakuratan ramalannya sempat membuat nyawanya terancam. Di Facebook maupun Twitter bermunculan komentar yang mengancam akan memanggangnya gara-gara ramalan tepatnya menyakitkan rakyat Jerman. "Yang lain ingin melemparnya ke dalam tanki ikan hiu," tulis harian Jerman, Der Western.

Ramal-meramal ini memang tampak marak selama perhelatan Piala Dunia berlangsung di Afrika Selatan. Kecewa dengan prediksi Paul, orang Belanda pun bertanya pada Pieter sesama cumi dari Antwerp yang akhirnya memenangkan negerinya. Selain itu juga terdapat parkit Mani dari Singapura, Babi Rozijntje, Pino simpase dari Estonia, hingga si Mamat, gurita dari Sea World, Jakarta. Adapun mentalis Deddy Corbuzier melengkapi gegap gempita ini dengan kode "NCI253HZ6" dan kotak ramalan tersegel yang tergantung tinggi di Electronic City.

Alhasil, sepakbola menjelma jadi drama komedi. Menggelikan, tetapi inilah fenomena Piala Dunia 2010. Dan tepat atau tidak, toh Belanda kembali menjadi juara tanpa mahkota untuk ketiga kalinya tanpa Anda harus mempercayai kutukan. Stadion Soccer City melahirkan juara dunia baru lewat gol Andres Iniesta di menit 117: La Furia Roja -- sebutan Spanyol -- menang 1-0. Apa kata Johan Cruyff?

"Saya orang Belanda, tapi saya mendukung gaya yang dimainkan Spanyol," tukasnya. Ya, buat Cruyff, sepak bola memang permainan yang harus dijalani seperti cara ia dulu bermain, dengan keindahan total football. Tentu ia tak sendirian. Kepada mingguan Die Zeit sebelumnya, Cesar Louis Menotti (71 tahun) pelatih legendaris Argentina mengungkapkan: "Jika bola hanya berkenaan dengan hasil akhir, apa gunanya kita bermain? Cukup kita melempar keping koin di lapangan untuk tentukan siapa pemenangnya. Penonton sungguh ingin melihat permainan karena mereka mencintainya."

Cruyff, Socrates, dan Menotti tak salah merindukan sepakbola indah yang membuat lapangan jadi panggung hiburan lebih meriah. Terlepas dari ujar-ujar "orang tua hanya memiliki masa silam" atau respon Dunga bahwa Cruyff adalah orang tua yang tak pernah mempercayai generasi sesudah mereka.

Masalahnya, revolusi 1974 telah lama padam. Sebagaimana dikatakan mantan pemain Belanda, Edgar Davids, sepakbola seperti kehidupan, tak ada yang statis, demikian pula total football. Para pelatih kini lebih suka mengamalkan kata-kata Jean Paul Sartre bahwa "In football everything is complicated by the presence of the opposite team".

Untuk ini, Simone de Beauvoir menulis: "Masa lampau bukanlah sebuah panorama damai yang terbentang di belakangku, sebuah negeri yang bisa kutempuh lagi bila kuingin, yang akan menunjukkan padaku, berangsur-angsur, bukit dan lembah-lembahnya yang rahasia. Sewaktu aku bergerak ke depan, masa lampau itu pun runtuh. Sebagian besar reruntuhannya, yang masih dapat terlihat, tak punya warna, mencong bentuknya, dan beku: makanya lepas dari diriku."

Kata-kata penulis "Second Sex" itu agaknya memang cocok menggambarkan kemuraman hati seorang Cruyff hari-hari ini di Afrika Selatan. Termasuk apabila kita mengaitkan ikatan emosi bekas kapten Ajax ini dengan La Furia Roja setelah menjadi pelatih Barcelona selama 1988-1996 dengan sederet tropi dalam sejarah klub tersebut. Dan saya bayangkan ia bersepeda menyusuri jalan-jalan kota Barcelona sembari mengenang musim-musim kompetisi di masa jayanya.

Ah, kini memang era sepakbola praktis. In Memoriam sepakbola indah.

Oleh: Sunlie Thomas Alexander
Penulis adalah penikmat sepakbola, tinggal di Yogyakarta. Tulisan ini adalah opini pribadi penulis, tidak mencerminkan sikap/opini saya sendiri [pengelola blog}.

Bintang Ini 20 Kali Lebih Besar dari Matahari

VIVAnews - Suatu teleskop luar angkasa berhasil memotret sekumpulan bintang yang berada di galaksi lain. Salah satunya adalah sebuah bintang muda yang diyakini berukuran 20 kali lebih besar dari matahari.

Demikian ungkap ilmuwan yang bekerja sama dengan peneliti dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Peneliti NASA, Stefan Kraus dan astronom dari Universitas Michigan, Ann Arbor, mengungkapkan bahwa penemuan itu dalam rangka meneliti bagaimana bintang-bintang besar lahir di jagat lain.



Seperti dikutip di laman resmi NASA, Rabu 14 Juli 2010, Kraus mengungkapkan bahwa Teleskop Luar Angkasa milik NASA, Spitzer, berhasil merekam gambar suatu bintang yang dinamakan IRAS 13481-6124. Gambar dari Teleskop Spitzer itu juga didukung oleh pantauan dari stasiun teleskop di Chile.

Bintang itu berlokasi di konstelasi Centaurus, yang berjarak 10.000 tahun cahaya. Massa IRAS 20 kali lebih besar dari matahari. "Ini merupakan kali pertama benda seperti itu bisa terpantau," kata Kraus.

Melalui pencitraan Spitzer, para peneliti juga menyaksikan bahwa bintang itu dikelilingi oleh kumpulan gas dan debu sehingga menyerupai cakram. Fenomena seperti juga terjadi pada bintang-bintang yang lain. "Cakram itu sangat mirip dengan apa yang telah kami lihat pada bintang-bintang muda, yang bentuknya lebih kecil, namun tetap saja besar," kata Kraus.

Menurut dia, gambar dari Spitzer kali ini menghasilkan citra yang lebih jelas dari yang pernah diperlihatkan sehingga membantu para ilmuwan untuk memahami lebih baik akan lahirnya bintang di jagat lain.

Senin, 12 Juli 2010

SPANYOL Jadi yang ke Delapan

Johannesburg - Keberhasilan Spanyol meraih gelar juara dunia tidak hanya mengukir sejarah bagi negara tersebut. Prestasi itu juga menjadikan mereka negara kedelapan yang jadi juara dunia.


Spanyol menjadi juara usai menundukkan Belanda 1-0 di final yang berlangsung Senin (12/7/2010) dinihari WIB.

Ini merupakan kali pertama negara berjuluk La Furia Roja itu menjadi juara dunia.

Sejarah bukan hanya menjadi milik Spanyol, namun juga persepakbolaan dunia. Negeri Matador merupakan negara kedelapan yang berhasil menjadi raja dunia sejak Piala Dunia digulirkan pada 1930. Spanyol menyusul Brasil, Italia, Jerman, Argentina, Uruguay, Inggris, dan Prancis.

Ini juga merupakan kali pertama dunia memiliki "raja" baru sejak terakhir kali Prancis bertahta pada tahun 1998.

Tahun lahirnya juara dunia baru

1 - 1930: Uruguay (vs Argentina 4-2)
2 - 1934: Italia (vs Cekoslowakia 2-1)
3 - 1954: Jerman Barat (vs Hongaria 3-2)
4 - 1958: Brasil (vs Swedia 5-2)
5 - 1966: Inggris (vs Jerman Barat 4-2)
6 - 1978: Argentina (vs Belanda 3-1)
7 - 1998: Prancis (vs Brasil 3-0)
8 - 2010: Spanyol (vs Belanda 1-0)

Jumat, 09 Juli 2010

Logo 2014 WORLD CUP diluncurkan


Johannesburg - Menjelang berakhirnya perhelatan turnamen Piala Dunia Afrika Selatan 2010, FIFA meluncurkan logo Piala Dunia berikutnya yang akan digelar di Brasil empat tahun mendatang.

Logo tersebut bergambar tangan yang saling berkaitan membentuk trofi Piala Dunia. Warna hijau mendominasi, dihiasi kuning, sebagaimana dua warna itu adalah identitas Brasil.

Dalam acara peluncuran di Johannesburg, Kamis (8/7/2010) malam waktu setempat, Presiden FIFA Sepp Blatter berujar bahwa logo tersebut mencerminkan sepakbola sebagai bagian dari kehidupan manusia, terutama di negara-negara Amerika Selatan seperti Brasil.

"Saya sangat suka logonya karena ada tiga tangan bergandengan. Ini mencerminkan kehidupan manusia dalam sepakbola," ujar Blatter seperti dikutip oleh Football Insider.

"Piala Dunia 2014 akan penuh dengan kesenangan dan kegembiraan. Sepakbola telah menjadi agama di Brasil. Ini saatnya sepakbola kembali CONMEBOL (Amerika Selatan)," imbuhnya.

Brasil sebagai juara dunia lima kali tidak pernah lagi menjadi tuan rumah sejak 1950. Negara Amerika Selatan terakhir yang menjadi tuan rumah adalah Argentina di tahun 1978.

"Ini tentang kemanusiaan karena sepakbola lebih dari sekadar menendang bola atau pertandingan," tambah Blatter.

Acara peluncuran logo juga dihadiri antara lain Presiden Brasil Luiz Inacio 'Lula' da Silva, mantan bintang Tim Samba seperti Cafu, pelatih Carlos Alberto Pereira, serta pejabat dan figur sepakbola penting seperti Michel Platini dan Franz Beckenbauer.

Selasa, 18 Mei 2010

Foto Gerhana Venus 2010





Pada tanggal 16 Mei 2010 kemarin terjadi sebuah peristiwa langka yang disebut dengan Gerhana Venus. Peristiwa ini terjadi sekali dalam puluhan tahun dimana planet Venus melintasi belakang bulan.

Menurut para astronom peristiwa ini namanya adalah okultasi. Dikutip dari blog pakarfisika, okultasi adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika satu benda tersembunyi oleh benda lain yang lewat di antara pengamat. Okultasi Venus, adalah saat dimana planet Venus akan tertutup oleh Bulan. Fenomena ini akan terjadi pada Ahad, 16 Mei 2010 ini menjelang dan setelah Matahari terbenam di ufuk Barat.

Bagi yang tidak sempat melihat ini dia foto2nya:

Foto diatas saat planet Venus berada di atas bulan. Foto ini diambil dari Quezon City, Manila, Filipina. (AP Photo/Aaron Favila)

Venus melewati belakang bulan dan muncul kembali di sebelah bawah kiri. (Foto dari EPA – Daily Mail)

Semakin menjauh kebawah. (Foto dari EPA – Daily Mail)

Jumat, 30 April 2010

MLTR - Sleeping Child

MLTR - Out Of The Blue

August Rush - Dueling Guitars (HQ)



Download Youtube Video Clip Knaan – Wavin Flag (OST FIFA World Cup 2010)
Foto Artis Indonesia

When i get older, they’ll call me freedom

Just like a Waving Flag.


[Chorus]

When I get older, I will be stronger,

They’ll call me freedom, just like a Waving Flag,

And then it goes back, and then it goes back,

And then it goes back


Born to a throne, stronger than Rome

but Violent prone, poor people zone,

But it’s my home, all I have known,

Where I got grown, streets we would roam.

But out of the darkness, I came the farthest,

Among the hardest survival.

Learn from these streets, it can be bleak,

Except no defeat, surrender retreat,


So we struggling, fighting to eat and

We wondering when we’ll be free,

So we patiently wait, for that fateful day,

It’s not far away, so for now we say


[Chorus]


So many wars, settling scores,

Bringing us promises, leaving us poor,

I heard them say, love is the way,

Love is the answer, that’s what they say,

But look how they treat us, Make us believers,

We fight their battles, then they deceive us,

Try to control us, they couldn’t hold us,

Cause we just move forward like Buffalo Soldiers.


But we struggling, fighting to eat,

And we wondering, when we’ll be free

So we patiently wait, for that faithful day,

It’s not far away, but for now we say,


[Chorus] 2x


(Ohhhh Ohhhh Ohhhhh Ohhhh)

And everybody will be singing it

(Ohhhh Ohhhh Ohhhhh Ohhhh)

And you and I will be singing it

(Ohhhh Ohhhh Ohhhhh Ohhhh)

And we all will be singing it

(Ohhh Ohh Ohh Ohh)


[Chorus] 2x


When I get older, when I get older

I will be stronger, just like a Waving Flag,

Just like a Waving Flag, just like a Waving flag

Flag, flag, Just like a Waving Flag




Koleksi Knaan yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Knaan – Wavin Flag (OST FIFA World Cup 2010)
Gambar Artis Indonesia